Allah

Rabu, 30 Desember 2015

Tata Cara Wudhu Yang Diajarkan Oleh Rasulullah sangat mudah dan gampang, banyak sekali kaum muslimin yang tidak mengetahuinya

Secara syri’at wudhu’ ialah menggunakan air yang suci untuk mencuci anggota-anggota tertentu yang sudah diterangkan dan disyari’at kan Allah subhanahu wata’ala. Allah memerintahkan:
 
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak melakukan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan , kedua mata-kaki (Al-Maaidah:6).
Allah tidak akan menerima shalat seseorang sebelum ia berwudhu’ (HSR. Bukhari di Fathul Baari, I/206; Muslim, no.255 dan imam lainnya).
Rasulullah juga mengatakan bahwa wudhu’ merupakan kunci diterimanya shalat. (HSR. Abu Dawud, no. 60).

Utsman bin Affan ra berkata: “Barangsiapa berwudhu’ seperti yang dicontohkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu, dan perjalanannya menuju masjid dan shalatnya sebagai tambahan pahala baginya” (HSR. Muslim, I/142, lihat Syarah Muslim, III/13).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Barangsiapa menyempurnakan wudhu’nya, kemudian ia pergi mengerjakan shalat wajib bersama orang-orang dengan berjama’ah atau di masjid (berjama’ah), niscaya Allah mengampuni dosa-dosanya” (HSR. Muslim, I//44, lihat Mukhtashar Shahih Muslim, no. 132).

Maka wajiblah bagi segenap kaum muslimin untuk mencontoh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam dalam segala hal, lebih-lebih dalam berwudhu’. Al-Hujjah kali ini memaparkan secara ringkas tentang tatacara wudhu’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam melakukan wudhu’:

1. Memulai wudhu’ dengan niat.
Niat artinya menyengaja dengan kesungguhan hati untuk mengerjakan wudhu’ karena melaksanakan perintah Allah subhanahu wata’ala dan mengikuti perintah Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa Salam.
Ibnu Taimiyah berkata: “Menurut kesepakatan para imam kaum muslimin, tempat niat itu di hati bukan lisan dalam semua masalah ibadah, baik bersuci, shalat, zakat, puasa, haji, memerdekakan budak, berjihad dan lainnya. Karena niat adalah kesengajaan dan kesungguhan dalam hati. (Majmu’atu ar-Rasaaili al-Kubra, I/243)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam menerangkan bahwa segala perbuatan tergantung kepada niatnya, dan seseorang akan mendapatkan balasan menurut apa yang diniatkannya… (HSR. Bukhari dalam Fathul Baary, 1:9; Muslim, 6:48).

2. Tasmiyah (membaca bismillah)
Beliau memerintahkan membaca bismillah saat memulai wudhu’. Beliau bersabda:
Tidak sah/sempurna wudhu’ sesorang jika tidak menyebut nama Allah, (yakni bismillah) (HR. Ibnu Majah, 339; Tirmidzi, 26; Abu Dawud, 101. Hadits ini Shahih, lihat Shahih Jami’u ash-Shaghir, no. 744).
Abu Bakar, Hasan Al-Bashri dan Ishak bin Raahawaih mewajibkan membaca bismillah saat berwudhu’. Pendapat ini diikuti pula oleh Imam Ahmad, Ibnu Qudamah serta imam-imam yang lain, dengan berpegang pada hadits dari Anas tentang perintah Rasulullah untuk membaca bismillah saat berwudhu’. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Berwudhu’lah kalian dengan membaca bismillah!” (HSR. Bukhari, I: 236, Muslim, 8: 441 dan Nasa’i, no. 78)
Dengan ucapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam: ”Berwudhu’lah kalian dengan membaca bismillah” maka wajiblah tasmiyah itu. Adapun bagi orang yang lupa hendaknya dia membaca bismillah ketika dia ingat. Wallahu a’lam.

3. Mencuci kedua telapak tangan
Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam mencuci kedua telapak tangan saat berwudhu’ sebanyak tiga kali. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam juga membolehkan mengambil air dari bejancdengan telapak tangan lalu mencuci kedua telapak tangan itu. Tetapi Rasulullah melarang bagi orang yang bangan tidur mencelupkan tangannya ke dalam bejana kecuali setelah mencucinya. (HR. Bukhari-Muslim)

4. Berkumur-kumur dan menghirup air ke hidung
Yaitu mengambil air sepenuh telapak tangan kanan lalu memasukkan air kedalam hidung dengan cara menghirupnya dengan sekali nafas sampai air itu masuk ke dalam hidung yang paling ujung, kemudian menyemburkannya dengan cara memencet hidung dengan tangan kiri. Beliau melakukan perbuatan ini dengan tiga kali cidukan air. (HR. Bukhari-Muslim. Abu Dawud no. 140)
Imam Nawawi berkata: “Dalam hadits ini ada penunjukkan yang jelas bagi pendapat yang shahih dan terpilih, yaitu bahwasanya berkumur dengan menghirup air ke hidung dari tiga cidukan dan setiap cidukan ia berkumur dan menghirup air ke hidung, adalah sunnah. (Syarah Muslim, 3/122).
Demikian pula Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam menganjurkan untuk bersungguh-sungguh menghirup air ke hidung, kecuali dalam keadaan berpuasa, berdasarkan hadits Laqith bin Shabrah. (HR. Abu Dawud, no. 142; Tirmidzi, no. 38, Nasa’i )

5. Membasuh muka sambil menyela-nyela jenggot.
Yakni mengalirkan air keseluruh bagian muka. Batas muka itu adalah dari tumbuhnya rambut di kening sampai jenggot dan dagu, dan kedua pipi hingga pinggir telinga. Sedangkan Allah memerintahkan kita:
Dan basuhlah muka-muka kamu.” (Al-Maidah: 6)
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Humran bin Abaan, bahwa cara Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam membasuh mukanya saat wudhu’ sebanyak tiga kali”. (HR Bukhari, I/48), Fathul Bari, I/259. no.159 dan Muslim I/14)
Setalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam membasuh mukanya beliau mengambil seciduk air lagi (di telapak tangan), kemudian dimasukkannya ke bawah dagunya, lalu ia menyela-nyela jenggotnya, dan beliau bersabda bahwa hal tersebut diperintahkan oleh Allah subhanahu wata’ala. (HR. Tirmidzi no.31, Abu Dawud, no. 145; Baihaqi, I/154 dan Hakim, I/149, Shahih Jaami’u ash-Shaghir no. 4572).
6. Membasuh kedua tangan sampai siku
Menyiram air pada tangan sampai membasahi kedua siku, Allah subhanahu wata’ala berfirman:
Dan bashlah tangan-tanganmu sampai siku” (Al-Maaidah: 6)
Rasulullah membasuh tangannya yang kanan sampai melewati sikunya, dilakukan tiga kali, dan yang kiri demikian pula, Rasulullah mengalirkan air dari sikunya (Bukhari-Muslim, HR. Daraquthni, I/15, Baihaqz, I/56)
Rasulullah juga menyarankan agar melebihkan basuhan air dari batas wudhu’ pada wajah, tangan dan kaki agar kecemerlangan bagian-bagian itu lebih panjang dan cemerlang pada hari kiamat (HR. Muslim I/149)
7. Mengusap kepada, telinga dan sorban
Mengusap kepala, haruslah dibedakan dengan mengusap dahi atau sebagian kepala. Sebab Allah subhanahu wata’ala memerintahkan:
Dan usaplah kepala-kepala kalian…” (Al-Maidah: 6).
Rasulullah mencontohkan tentang caranya mengusap kepala, yaitu dengan kedua telapak tangannya yang telah dibasahkan dengan air, lalu ia menjalankan kedua tangannya mulai dari bagian depan kepalanya ke belakangnya tengkuknya kemudian mengambalikan lagi ke depan kepalanya. (HSR. Bukhari, Muslim, no. 235 dan Tirmidzi no. 28 lih. Fathul Baari, I/251)
Setelah itu tanpa mengambil air baru Rasulullah langsung mengusap kedua telingannya. Dengan cara memasukkan jari telunjuk ke dalam telinga, kemudian ibu jari mengusap-usap kedua daun telinga. Karena Rasulullah bersabda: ”Dua telinga itu termasuk kepala.”(HSR. Tirmidzi, no. 37, Ibnu Majah, no. 442 dan 444, Abu Dawud no. 134 dan 135, Nasa’i no. 140)
Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ahadits adh-Dha’ifah, no. 995 mengatakan: “Tidak terdapat di dalam sunnah (hadits-hadits nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam) yang mewajibkan mengambil air baru untuk mengusap dua telinga. Keduanya diusap dengan sisa air dari mengusap kepala berdasarkan hadits Rubayyi’:
Bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam mengusap kepalanya dengan air sisa yang ada di tangannya. (HR. Abu Dawud dan lainnya dengan sanad hasan)
Dalam mengusap kepala Rasulullah melakukannya satu kali, bukan dua kali dan bukan tiga kali. Berkata Ali bin Abi Thalib ra : “Aku melihat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam mengusap kepalanya satu kali. (lihat _Shahih Abu Dawud, no. 106). Kata Rubayyi bin Muawwidz: “Aku pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam berwudhu’, lalu ia mengusap kepalanya yaitu mengusap bagian depan dan belakang darinya, kedua pelipisnya, dan kedua telinganya satu kali.“ (HSR Tirmidzi, no. 34 dan Shahih Tirmidzi no. 31)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam juga mencontohkan bahwa bagi orang yang memakai sorban atau sepatu maka dibolehkan untuk tidak membukanya saat berwudhu’, cukup dengan menyapu diatasnya, (HSR. Bukhari dalam Fathul Baari I/266 dan selainnya) asal saja sorban dan sepatunya itu dipakai saat shalat, serta tidak bernajis.
Adapun peci/kopiah/songkok bukan termasuk sorban, sebagaimana dijelaskan oleh para Imam dan tidak boleh diusap diatasnya saat berwudhu’ seperti layaknya sorban. Alasannya karena:
  1. Peci/kopiah/songkok diluar kebiasaan dan juga tidak menutupi seluruh kepala.
  2. Tidak ada kesulitan bagi seseorang untuk melepaskannya.
Adapun Kerudung, jilbab bagi wanita, maka dibolehkan untuk mengusap diatasnya, karena ummu Salamah (salah satu isteri Nabi) pernah mengusap jilbabnya, hal ini disebutkan oleh Ibnu Mundzir. (Lihat al-Mughni, I/312 atau I/383-384).
8. Membasuh kedua kaki sampai kedua mata kaki
Allah subhanahu wata’ala berfirman: ”Dan basuhlah kaki-kakimu hingga dua mata kaki” (Al-Maidah: 6)
Rasulullah menyuruh umatnya agar berhati-hati dalam membasuh kaki, karena kaki yang tidak sempurna cara membasuhnya akan terkena ancaman neraka, sebagaimana beliau mengistilahkannya dengan tumit-tumit neraka. Beliau memerintahkan agar membasuh kaki sampai kena mata kaki bahkan beliau mencontohkan sampai membasahi betisnya. Beliau mendahulukan kaki kanan dibasuh hingga tiga kali kemudian kaki kiri juga demikian. Saat membasuh kaki Rasulullah menggosok-gosokan jari kelingkingnya pada sela-sela jari kaki. (HSR. Bukhari; Fathul Baari, I/232 dan Muslim, I/149, 3/128)
Imam Nawai di dalam Syarh Muslim berkata. “Maksud Imam Muslim berdalil dari hadits ini menunjukkan wajibnya membasuh kedua kaki, serta tidak cukup jika dengan cara mengusap saja.”
Sedangkan pendapat menyela-nyela jari kaki dengan jari kelingking tidak ada keterangan di dalam hadits. Ini hanyalah pendapat dari Imam Ghazali karena ia mengqiyaskannya dengan istinja’.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “…barangsiapa diantara kalian yang sanggup, maka hendaklahnya ia memanjangkan kecermerlangan muka, dua tangan dan kakinya.” (HSR. Muslim, 1/149 atau Syarah Shahih Muslim no. 246)
9. Tertib
Semua tatacara wudhu’ tersebut dilakukan dengan tertib (berurutan) muwalat (menyegerakan dengan basuhan berikutnya) dan disunahkan tayaamun (mendahulukan yang kanan atas yang kiri) [Bukhari-Muslim]
Dalam penggunaan air hendaknya secukupnya dan tidak berlebihan, sebab Rasulullah pernah mengerjakan dengan sekali basuhan, dua kali basuhan atau tiga kali basuhan [Bukhari]
10. Berdoa
Yakni membaca do’a yang diajarkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam:

“Asyahdu anlaa ilaa ha illalah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abdullahi wa rasuulahu. Allahummaj ‘alni minattawwabiina waja’alni minal mutathohhiriin (HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah)
Dan ada beberapa bacaan lain yang diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam.
Semoga tulisan ini menjadi risalah dalam berwudhu’ yang benar serta merupakan pedoman kita sehari-hari.

Maraji’:
  1. Sifat Wudhu’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam, Syaikh Fadh asy Syuwaib.
  2. At-Tadzkirah, Syaikh Ali Hasan al-Halabi al-Atsari


Bukti Kesesatan Syiah


Syiah Sesat
Lihatlah beberapa gambar-gambar yang jelas menunjukkan  kesesatan ajaran Syiah:
Syiah sesat
syiah sesat
syiah sesat
syiah-mirip-kristian
Syiah meraikan kematian hussein seperti mana agama kristian iaitu membakar lilin untuk memperingati kematian saudara atau kawan-kawan seagama mereka.Ternyata puak Syiah ini memang sesat lagi menyesatkan.

syiah sesat
Lihatlah bagaimana orang-orang syiah sujud antara satu sama lainn.kemanakah kiblat mereka dan siapakah sebenarnya yang mereka sembah?

syiah sesat4
Amalan menyembah tanah kubur adalah antara amalan puak-puak syiah yang sesat.

syiah sesat
Diantara kekejian ajaran syiah itu adalah keyakinan bahawa kencing dan taik imam adalah suci,dan memiliki fadhilah iaitu sesiapa yang meminumnya maka akan masuk syurga!!! buktinya:
Kitab anwarul wilayah :“makan kencing dan tahi para imam memasukkan ke syurga dan menyelamatkan dari api neraka”
Kitab al-kafi-kulaini:“Kentut para imam seperti minyak”

944784_423480484435536_1530910902_n
syiah sesat
Upacara Syirik

1150293_207534466075662_2147180155_n
kaabah-syiah
Kaabah yang dibangunkan Syiah di Karbala
bahaya syiah
Lihat kepura-puraan puak rafidhah syiah ini, sujud bersama dengan kristian, bergabung dengan yahudi untuk membantai umat Islam sunnah di Syria
Ya Allah.. selamatkan kami dari fitnah puak-puak Syiah yang sesat dan kami pohon keselamatan buat anak-anak kami & setiap umat Islam dari golongan yang sesat..

Kenali Syiah

23 Ciri-Ciri Ajaran Syiah:


1.Mereka tidak membasuh kaki dalam wuduk tetapi hanya menyapu dibahagian atas kaki seperti memakai khuf.

2.Ketika qiam solat mereka menjatuhkan tangan kebawah(disisi) tanpa meletakkan tangan di atas pusat.

3.Kebanyakkan pengikut Syiah Ketika solat mereka akan membawa At-Turbah Al-Husainiyah iaitu batu yang dijadikan sebagai tempat untuk sujud.

4.Pengikut Syiah juga tidak akan mengakhiri solatnya dengan mengucapkan salam tetapi mereka akan memukul kedua pehanya beberapa kali.

5.Kebanyakkan dari mereka hanya solat 3 waktu kerana disisi mereka harus menjamakkan solat zohor-asar dan maghrib isyak walaupun tanpa bermusafir.

6.Menghalalkan nikah mut’ah

7.Memaki hamun dan mencela para sahabah Nabi s.a.w dan isteri-isteri Nabi.

8.Mencela imam-imam sunnah seperti imam-imam 4 mazhab dan imam-imam Hadis seperti Bukhari dan Muslim.

9.Mengatakan bahawa al-Quran masih belum lengkap..Sepatutnya al-Quran 2kali ganda tebalnya dari al-Quran yang ada.

10.Mengatakan Saidina Ali lebih layak menjadi khalifah dari Saidina Abu Bakar,Saidina Umar dan Saidina Usman.

11.Seorang syiah tidak boleh diberi nama atau dipanggil dengan nama Abu Bakar,umar,usman,Muawiyah dan Aisyah.

12.Beiktiqad Imam-imam 12 mereka adalah maksum(bebas dari dosa2 kecil dan dosa2 besar).Bahkan ada dikalangan ulama-ulama mereka mengatakan bahawa kedudukan imam-imam 12 adalah setara bahkan ada yang kata lebih tinggi dari kedudukan Para Nabi-Nabi dan Malaikat-Malaikat yang paling hampir dengan Allah.

13.Mengaku sebagai pengikut ahli bait Nabi

14.Rukun islam yang pertama bagi ahli sunnah adalah mengucap 2 kalimah syahadah tapi rukun islam pertama bagi syiah adalah walayah(imam 12).Oleh itu disisi mereka jika ada yang tidak percaya dengan salah seorang dari imam-imam 12 maka jatuh kafir.

15.Kain kafan mayat mereka bertulis

16.Membaca talqin dengan menyebut imam-imam 12

17.Meletakkan gambar-gambar imam-imam 12 mereka di dalam rumah.Biasanya mereka letak di dalam bilik.

18.Suami halal meliwat isteri.

19.Harus taqiah(boleh menipu\berpura-pura)untuk menarik ahli suannah masuk syiah.

20.Mereka tidak ada solat teraweh.Jika ada Orang syiah yang berteraweh itu bermakna mereka bertaqiah.

21.Mereka lebih banyak menyebut nama-nama imam-imam mereka dari menyebut kalimah Allah terutama ketika mereka ditimpa musibah.

22.Orang Syiah tidak berpuasa pada hari Asyura tetapi mereka hanya menunjukkan kesedihan di hari tersebut.

23.Setiap kali menyambut hari peringatan seperti peringatan terbunuhnya Saidina Ali bin Abi Tolib dan peringatan terbunuhnya Husein bin Ali,pengikut syiah akan melakukan upacara-upacara yang menunjukkan kesedihan mereka terhadap musibah-musibah yang menimpa ahlul bait.Dalam merayakan ritual ini cara mereka berbeza-beza mengikut tempat.Di negara teluk mereka memukul badan mereka dengan tangan kosong..Tetapi di Pakistan dan Lebanon mereka mencederakan badan mereka sendiri dengan pedang dan belati untuk menumpahkan dan melukai anggota badan.Ditempat lain ada yang memukul badan dengan rantai.

Senin, 28 Desember 2015

20 Perilaku Durhaka Istri Terhadap Suami. Adakah Pada Diri Anda?


Meskipun tidak pasti terjadi, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan perilaku durhaka istri terhadap suami, antara lain adalah :

1. Kedudukan sosial istri yang lebih lebih tinggi daripada kedudukan suami,

2. Istri yang lebih kaya dari suami, Istri yang lebih pandai dari suami,

3. Watak istri yang lebih keras dari suami,

4. Istri yang berasal dari lingkungan budaya yang menempatkan perempuan lebih berkuasa daripada suami,

5. Istri yang tidak mengerti tuntunan agama yang menempatkan istri dan suami pada ketentuan yang sebenarnya.

Adapun beberapa perilaku durhaka istri pada suami merupakan sebagai berikut :



1. Mengabaikan Wewenang Suami.

Di dalam rumah tangga, istri merupakan orang yang berada di bawah perintah suami. Istri bertugas melaksanakan perintah-perintah suami yang berlaku dalam rumah tangganya. Rasulullah menggambarkan seandainya seorang suami memerintahkan suatu pekerjaan berupa memindahkan bukit merah ke bukit putih atau sebaliknya, maka tiada pilihan bagi istrinya selain melaksanakan perintah suaminya.

2. Menentang Perintah Suami.

Di dalam rumah tangga, perintah yang harus dilaksanakan istri merupakan perintah suami. Begitu juga larangan yang harus dilaksanakan istri merupakan larangan suaminya. Sabda Rasulullah : ” Tidaklah seorang perempuan menunaikan hak Tuhannya sehingga dia menunaikan hak suaminya”. Hadits itu tidak serta merta menempatkan kedudukan suami sederajat dengan Tuhan, tetapi hanya menerangkan bahwa jika hak suami untuk ditaati istrinya yang sesuai dengan ketentuan Allah itu dilanggar oleh istrinya, ini berarti sama dengan istri melanggar perintah Allah SWT.

3. Enggan Memenuhi Kebutuhan Biologis Suami.

Perkawinan telah diatur oleh syari’at Islam untuk memberikan jalan yang halal bagi suami dan istri untuk melakukan hubungan biologis atau penyaluran dorongan biologis. Dengan cara itulah manusia dapat melakukan regenerasi keturunan dengan cara yang diridlai oleh Allah SWT. Karena itu, Islam menegaskan bahwasanya istri yang menolak ajakan suaminya berarti membuka pintu laknat pada dirinya.

4. Tidak Mau menemani Suami Tidur.

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw. bersabda : ” … Bila seorang istri semalaman tidur terpisah dari ranjang suaminya, maka malaikat melaknatnya sampai Shubuh.” Bila istri ingin tidur sendiri, sedang suaminya saat itu berada di rumah pada malam harinya, maka dia harus meminta ijin terlebih dahulu pada suaminya.

5. Memberatkan Beban Belanja Suami.

Allah SWT telah menegaskan bahwa setiap suami bertanggung jawab memberi nafkah istrinya sesuai dengan kemampuan. Istri yang menyadari bahwa suaminya kurang mampu tidak dibenarkan menuntut belanja dari suaminya hanya mempertimbangkan kebutuhannya sendiri sehingga memberatkan suaminya.

6. Tidak Mau Bersolek Untuk Suaminya.

Para istri diperintahkan untuk berkhidmat pada suaminya, termasuk mengurus dirinya sendiri dengan berhias dan berdandan dengan tujuan untuk dapat menyenangkan hati suaminya dan menimbulkan gairah dalam hidup bersama dirinya.

7. Merusak kehidupan Agama Suami.

Istri diperintahkan untuk membantu suaminya dalam menegakkan kehidupan beragama, sedangkan suami diperintahkan untuk membimbing istri menjalankan agamanya dengan baik. Karena itu, kalau istri tidak mau membatu suami menjalankan dan menegakkan agama, apalagi merusak iman dan akhlak agama suami, sudah tentu dia menjerumuskan suaminya ke dalam neraka.

8. Mengenyampingkan Kepentingan Suami

Dari Aisyah ra, ujarnya : saya bertanya kepada Rasulullah SAW . : ” Siapakah orang yang mempunyai hak paling besar pada seorang wanita?” Sabdanya : ” Suaminya”. Saya bertanya : ” Siapakah orang yang paling besar haknya pada seorang lelaki. ” Jawabnya : “Ibunya”. Jelaslah Hadits di atas bahwa kepentingan suami harus lebih didahulukan oleh seorang istri daripada kepentingan ibu kandungnya sendiri.

9. Keluar Rumah Tanpa Izin Suami.

Istri ditetapkan oleh Islam menjadi wakil suami dalam mengurus rumah tangga. Karena itu bilamana dia keluar meninggalkan rumah, maka dengan sendirinya dia harus lebih dulu mendapatkan izin suaminya. Bila dia tidak minta izin dan keluar rumah dengan kemauannya sendiri, maka dia telah melanggar kewajibannya pada suami, sedangkan melanggar kewajiban berarti durhaka pada suaminya.

10. Melarikan Diri Dari Rumah Suami

Rasulullah saw bersabda : “Dua golongan yang sholatnya tidak memiliki manfaat bagi dirinya yaitu hamba yang melarikan diri dari rumah tuannya sampai dia pulang; dan istri yang melarikan diri dari rumah suaminya sampai dia kembali.”

11. Menerima Tamu Laki-laki Yang Tidak Disukai Suami.

Dalam sebuah Hadits, Rasulullah telah menegaskan bahwa seorang istri diwajibkan memenuhi hak-hak suaminya. Diantaranya yaitu : a. Tidak mempersilakan siapapun yang tidak disenangi suaminya untuk menjamah tempat tidurnya. b. Tidak mengizinkan tamu masuk bila yang bersangkutan tidak disukai oleh suaminya.

12. Tidak Menolak Jamahan Lelaki Lain.

“…. maka wanita-wanita yang shalih itu ialah yang taat lagi memelihara  dikala suaminya tidak ada sebagaimana Allah telah memeliharanya…” (QS. An-Nisaa’ (4) ayat 34) Rasulullah menjelaskan bahwa seorang istri yang membiarkan dirinya dijamah lelaki lain boleh diceraikan. Hal itu menunjukan bahwa perbuatan istri itu merupakan durhaka pada suaminya.

13. Tidak Mau merawat Ketika Suami Sakit.

Bila seorang istri menolak merawat suami yang sakit dengan alasan sibuk kerja atau tidak ada waktu sebab merawat anak, maka dia telah melakukan tindakan yang tidak benar.

14. Puasa Sunnah Tanpa Izin Saat Suami Di Rumah.

Dari Abu Harairah, bahwa Rasulullah saw. bersabda: ” Seorang istri tidak halal berpuasa ketika suami ada di rumah tanpa izinnya.”

15. Menceritakan Seluk Beluk Fisik Wanita Lain Kepada Suami.

Dari Ibnu Mas’ud, ujarnya : Rasulullah saw. bersabda: “Seorang wanita tidak boleh bergaul dengan wanita lain, lalu menceritakan kepada suaminya keadaan wanita itu, sehingga suaminya seolah-olah melihat keadaan wanita itu.”

16. Menolak Kedatangan Suami Bergilir Kepadanya.

Seorang istri yang dimadu, tetap mempunyai kewajiban untuk mentaati perintahnya, menyenangkan hatinya, berbhakti dan selalu berperilaku baik kepada suaminya ketika dia datang bergilir.

17. Mentaati Perintah Orang Lain Di Rumah Suaminya.

Diriwayatkan dalam sebuah Hadits : Dari Mu’adz bin Jabal, dari Nabi saw., sabdanya: “Tidak halal seorang istri yang beriman kepada Allah mengizinkan seseorang berada di rumahnya, padahal suaminya tidak merelakannya. Juga ia tidak boleh keluar rumah bila suami tidak mengizinkannya; tidak boleh mentaati seseorang, (selain suaminya di rumah suaminya); tidak boleh meninggalkan tempat tidurnya; dan tidak boleh memukulnya….” (HR. Hakim)

Dalam sebuah rumah tangga, kekuasaan terletak pada suami, sekalipun di rumah itu ada ibu bapak suami atau anak kandungnya. Anak-anak tidak punya kekuasaan dalam rumah tangga ibu bapaknya, apalagi mertua suami. Contoh, misalnya di rumah Anda turut serta ibu dan ayah mertua Anda. Sebagai istri, Anda tak boleh mengerjakan perintah-perintah mereka tanpa seizin suami Anda, karena komando tunggal yang berhak memerintah Anda (sebagai istri) hanyalah suami. Karena orang lain tidak punya hak memerintah Anda, maka jika Anda melayani perintahnya tanpa persetujuan suami, berarti istri tersebut telah berbuat salah dan berdosa. Mengapa mematuhi perintah orang lain di rumah suami dikategorikan perbuatan dosa? Karena di rumah suami hanya ada satu orang saja yang boleh istri patuhi perintahnya, yaitu suaminya. Karena itu, jika suatu saat di rumah Anda tinggal ibu dan ayah Anda, lalu mereka menyuruh Anda menyetrika baju mereka dan saat itu suami Anda ada di rumah, maka sebagai seorang istri wajib minta izin kepada suaminya suami untuk mengerjakan-nya. Jika suami Anda tidak mengizinkan, maka Anda tidak boleh mengerjakan perintah ibu ayah Anda itu. Lalu bagaimana kalau pada saat yang sama anak minta dibuatkan roti dan suami minta dicucikan bajunya? Seorang istri wajib memenuhi permintaan suami nya, sedang permintaan anak tidak wajib untuk dipenuhi. Jika Anda ternyata mendahulukan kepentingan anak, yaitu membuatkan susu dan menomerduakan suami, maka Anda telah durhaka kepada suami Anda. Karena itu, jika Anda hendak mendahulukan membuatkan susu anak, mintalah persetujuan suami Anda dulu. Kalau ia tidak mengizinkan, maka Anda berkewajiban mendahulukan kepentingan suami daripada kepentingan anak. Mungkin sekali banyak orang akan berkata:”Bukankah melayani suami itu sudah rutin, apakah suami masih harus selalu dan terus diutamakan segalanya daripada orang lain, sekalipun itu anak dan orang tuanya sendiri?” Jawabannya: “Ya.” Sebagai istri, kiblat ketaatan Anda hanya kepada suami tercinta, yaitu orang yang pertama dan utama Anda khidmati setelah Anda tunaikan kewajiban-kewajiban Anda kepada Allah. Jadi, bagi seorang istri yang shalihah, suami adalah pimpinan pertamanya, tempat baktinya yang utama dan kiblat kepatuhan hidupnya sampai saat yang ditetapkan oleh Allah. Karenanya, perlu sekali setiap istri menyadari bahwa di bawah atap rumah suaminya, hanya ada satu komandan, yaitu suaminya. Orang lain, siapa pun dia, tidak boleh dipatuhi perintahnya bila suaminya tidak mengizinkannya.

18. Menyuruh Suami Menceraikan Madunya

Rasulullah saw melarang seorang isteri yang menyuruh suaminya menceraikan madunya. Beliau saw bersabda: “Seorang isteri tidak boleh meminta (suami) menceraikan saudaranya (madunya) agar ia dapat menguasai piringnya, tetapi hendaklah ia membiarkan tetap dalam pernikahannya karena sesungguhnya bagi dirinya bagian yang telah ditetapkan” (HR Ibn Hibban dari Abu Hurairah ra)

19. Minta Cerai Tanpa Alasan Yang Sah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang seorang istri melakukan gugat cerai tanpa alasan yang dibenarkan. Artinya, jika hal itu dilakukan karena alasan yang benar, syariat tidak melarangnya, bahkan dalam kondisi tertentu, seorang wanita wajib berpisah dari suaminya. Apa saja yang membolehkan para istri untuk melakukan gugat cerai? Imam Ibnu Qudamah telah menyebutkan kaidah dalam hal ini. Beliau mengatakan, “Kesimpulan masalah ini, bahwa seorang wanita, jika membenci suaminya karena akhlaknya atau karena fisiknya atau karena agamanya, atau karena usianya yang sudah tua, atau karena dia lemah, atau alasan yang semisalnya, sementara dia khawatir tidak bisa menunaikan hak Allah dalam mentaati sang suami, maka boleh baginya untuk meminta khulu’ (gugat cerai) kepada suaminya dengan memberikan biaya/ganti untuk melepaskan dirinya.” (al-Mughni, 7:323).

20. Mengambil Harta Suami Tanpa Izinnya.

Dalam sebuah Riwayat disebutkan bahwa Hindun binti Utbah ra, isteri Abu Sofyan bertanya, “Wahai Rasulullah, Abu Sofyan orang yang bakhil. Dia tidak memberikan nafkah yang cukup untuk diriku dan anakku kecuali yang kuambil dari hartanya tanpa sepengetahuannya. Apakah tindakanku itu tergolong dosa?” Nabi saw menjawab, “Ambillah dari hartanya sekadar yang mencukupi nafkah untukmu dan untuk anakmu dengan cara baik.” Hadits di atas menjadi dalil bolehnya mengambil harta suami tanpa ijinnya saat suami tidak memberikan nafkah wajib untuk isteri dan anak. Namun di luar nafkah wajib itu maka tidak diperkenankan untuk mengambil tanpa ijinnya. Karena itu tidak dibenarkan mengambil uang suami tanpa ijinnya jika bukan untuk kebutuhan primer dan bukan untuk kebutuhan orang-orang yang menjadi tanggungan suami. Nah terkait kasus Anda yang ingin membantu orang tua untuk biaya ujian adik Anda bagaimana jalan keluarnya? Kalau uang belanja yang diberikan suami kepada Anda diserahkan seluruh penggunaannya kepada Anda, artinya boleh untuk apa saja, maka tidak dilarang Anda memberikan sisa belanja itu kepada ayah Anda. Namun kalau tidak, Anda bisa meminta uang kepada suami untuk kebutuhan Anda tanpa perlu menjelaskan secara rinci apa jenis kebutuhan yang dimaksud. Ketika suami sudah memberi, maka menjadi hak Anda memergunakan uang itu untuk apa saja selama di jalan yang dibenarkan. Namun kalau bisa hendaknya suami diberi pemahaman dan motivasi agar mempunyai keinginan untuk berbagi dan bersedekah tanpa wajib dipaksa disertai doa kepada Allah Swt.

Hadits Nabi




Minggu, 27 Desember 2015

Kumpulan Hadits Nabi Yang Shahih




















Cari Pasangan Lihat Agamanya bukan Parasnya :)


4 Golongan Lelaki yang Ditarik Wanita Kedalam Neraka

Wanita memang diciptakan dengan begitu banyak keistimewaan, termasuk daya pikatnya. Maka pantas apabila dikatakan dari ujung kaki hingga ujung rambut wanita mampu untuk memikat para pria. Begitu hebatnya daya pikat wanita, sehingga mampu menarik kaum lelaki bukan hanya di dunia tetapi juga di akhirat. Oleh sebab itulah seorang wanita dapat menarik empat golongan lelaki bersamanya ke neraka.

Berikut empat golongan lelaki yang ditarik oleh wanita ke dalam neraka :
1. Ayahnya
Apabila seseorang bergelar ayah, namun ia tidak memperdulikan anak-anak perempuannya di dunia. Dan dia tidak memberikan pengetahuan agama seperti mengajari sholat, mengaji, berbuat kebaikan terhadap sesama dan sebagainya. Lalu dia juga membiarkan anak-anak perempuannya membuka aurat. Maka dia akan ditarik ke neraka oleh anak-anak perempuannya meskipun kehidupannya di dunia ini begitu mewah.

2. Suaminya
Seorang suami yang tidak memperdulikan kelakukan dan sikap istrinya. Sehingga dia membiarkan istrinya bergaul bebas di luar rumah, menghias dirinya bukan untuk suaminya melainkan untuk pandangan kaum lelaki lain yang bukan muhrimnya. Meskipun suaminya adalah seorang yang alim, misalnya tidak pernah meninggalkan sholatnya, senantiasa berpuasa wajib dan sunnah, maka kelak dia akan ikut ditarik oleh istrinya ke neraka.

3. Saudara Lelakinya
Jika seorang wanita yang ayahnya telah tiada dan memiliki seorang abang atau adik atau paman, maka tanggung jawab jatuh ke pundak saudara lelakinya untuk menjaga saudara perempuannya. Apabila mereka hanya mementingkan urusan pribadinya dan menghiraukan saudara perempuannya. Sehingga ia tidak mematuhi ajaran Islam, maka di akhirat nanti saudara perempuannya akan menarik saudara lelakinya menuju neraka.

4. Anak Laki-lakinya.
Apabila seorang perempuan memiliki anak laki-laki, namun sang anak tidak pernah menghiraukan dan membiarkan perbuatan serta sikap ibunya yang menjauhi ajaran Islam misalnya ibunya sering bergunjing tentang orang lain, mengumpat, meninggalkan sholat dan sebagainya. Maka anak laki-laki itu akan ikut dimintai pertanggung-jawabannya di akhirat nanti.

Allah berfirman dalam surat At-Tahrim ayat 6 bahwa, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu serta ahli (keluarga) mu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Imam At-Tobari menyatakan dalam tafsirnya bahwa, “Ajarkanlah kepada keluargamu amalan ketaatan yang dapat menjaga diri mereka dari Neraka.”

Ibnu Abbas ra menafsirkan ayat tersebut bahwa, “beramallah kamu dengan ketaatan kepada Allah, takutlan kamu untuk berbuat maksiat kepada-Nya dan perintahkanlah keluargamu untuk berdzikir, niscaya Allah akan menyelamatkan kamu dari Neraka.”

Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW mengatakan bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah para wanita. “Aku melihat ke dalam Surga, maka aku melihat kebanyakan penghuninya adalah fuqara’ (orang – orang fakir) dan aku melihat ke dalam Neraka, maka aku menyaksikan kebanyakan penghuninya adalah wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Oleh sebab itu seorang ayah, suami, suadara lelaki dan anak laki-laki harus menjalankan tugas mereka untuk menjaga anak-anak perempuannya, istri-istrinya, saudara perempuannya dan ibunya agar senantiasa menjalankan dan mematuhi ajaran Islam. Sehingga dengan begitu, mudah-mudahan Allah berkenan untuk menjauhkan dari siksaan Neraka.

Sabtu, 26 Desember 2015

Yuk Move On ^_^

 

Jangan bersedih,
Jika dia pergi tinggalkan mu.
Karena sebelum kau mencari,
Allah lebih dulu mempersiapkan siapa "pasangan mu"

 

Jangan bersedih,
Hanya Karena ditinggalkan sang pujaan hati
Tidak perlu patah hati,
Apa lagi harus bunuh diri


Jangan pernah merasa hidup tak berarti,
Hanya karena di tinggalkan org yg kau cintai,
Percayalah bahwa janji Allah itu pasti.

Tidak perlu khawatir dgn menyibukkan diri utk memantau kegiatannya,
Lakukan saja semua kegiatan yg di ridhoi-Nya.

Tidak perlu pusing utk memikirkan bagaimana caranya agar bisa kembali kepadanya,
Lebih baik ikhlaskan ke pergiannya, agar tidak menyesal nantinya.

Kau menangis karena dia meninggalkanmu?
Belum tentu dia merasakan hal yg sama dgn mu.

Kau merindukan sosok dirinya?
Sedangkan dia berusaha utk melupakanmu.

Ketika kau berharap agar kembali kepadanya,
Bisa jdi dia hanya berharap dan sdg memperjuangkan yg ada di luar sana.

Tidak perlu ragu
Utk memulai hal yg baru.
Teruslah melangkah dan lupakan masa lalu.

Tidak perlu bersandiwara dgn upload fhto yg tidk berguna,
Langsung saja katakan pdanya bahwa kau akan bahagia tanpanya.

Ayooo MOVE ON.
Hilangkan perasaan galau,
Yg membuat pikiranmu slalu kacau. .

Tidak perlu khawatir,
Karena hidupmu tidk seharusnya bergantung pada dirinya.
Yg katanya,
"Dia adalah penyemangat",
"Tidak bisa hidup tanpa dirinya"

Kamis, 24 Desember 2015

Hadits Riwayat Bukhari & Muslim


Cara mengajari anak membaca alquran :


1. Bunda cara pertama jika anda ingin mengajari anak membaca alquran adalah perdengarkan ayat alquran setiap hari di rumah tidak menjadi masalah apakah anak mendengarkan atau tidak baik ia main-main atau melakukan aktifitas apapun di dalam rumah tetapi otak bawah sadarnya tanpa si anak sadari merekam bacaan alquran yang ia dengar. Bahkan mungkin anak akan hapal dengan sendirinya ayat-ayat alquran yang sering ia dengar dan anda akan merasa sangat takjub. sama seperti kalau kita sering memperdengarkan lagu-lagu dewasa tanpa anak sadari ia menjadi hapal lagu tersebut.

2. Konsisten
Bunda untuk mengajari anak membaca alquran syarat utamanya anda harus konsisten jangan putus-putus karena kekonsistenan anda adalah parameter keberhasilan anda dalam mengajri anak membaca alquran.

3. Menjadi sauri tauladan bagi anak
Ini sangat penting untuk bunda dan ayah perhatiakan karena anak adalah peniru yang hebat maka otomatis anda sebagai orang tua yang sering bersamanya yang akan ia tiru pertama kali, kalau anda sering membaca alquran dan menghapalnya maka secara otomatis anak-anak anda akan melihat dan lama kelamaan mereka akan meniru anda membaca alquran walaupun mungkin masih banyak salah tetapi paling tidak mereka sudah mengenal alquran sejak kecil.

4. Bacakan ayat-ayat alquran sejak anak masih dalam kandungan
Bunda ternyata banyak yang sudah membuktikan hal ini banyak ibu-ibu yang merasa takjub saat anaknya berusia 2 tahun kata yang pertama keluar dari mulutnya adalah ayat alquran ternyata setelah di tanya pada kedua orang tuanya bahwa waktu di dalam kandungan orang tuanya sering membaca ayat-ayat alquran. Ada seorang ibu yang waktu hamil sering membaca surat al kahfi maka anaknya waktu belajar bicara kata yang pertama ia ucapkan adalah surat alkahfi subhanalloh, itulah otak manusia yang sangat dahsyat bahkan sejak dalam rahimpun otak kita sudah merekam suara apa yang ia dengar di dunia luar. Maka ibu-ibu yang lagi hamil hati-hati memperdengarkan hal-hal tidak baik pada sang jabang bayi karena jabang bayi anda akan merekam apa yang ia dengar.

5. Beri reward yang ia mau dengan syarat ia harus hapal surat atau ayat alquran
Bunda cara ini bisa bunda gunakan pada anak yang sudah berusia 5 tahun keatas saat anak sudah punya keinginan pada sesuatu. misal anak anda menginginkan baju princes maka anda kasih syarat asal ia harus hapal misal surat alikhlas dengan benar maka anda baru akan membelikannya baju princes dan begitu terus sampai mungkin secara tidak sadar anak akan hapal banyak surat dalam alquran karena semakin banyak yang ia minta maka akan semakin banyak surat dan ayat yang ia hapal. dan hal ini bisa bunda buktikan. bisa jadi pada usia 7 tahun anak anda sudah hapal 30 zuz alquran.

Mari sempurnakan hijrah kita ukhti..