Allah

Senin, 04 Februari 2019

πŸ’₯Istidraj: Kebahagiaan Yang Lebih Semu Lagi

.
"Bisnisnya lancar dan omset besar tapi melalaikan shalat"
.
"Karirnya naik terus dan orang-orang hormat tapi tidak memakai jilbab"
.
Ternyata ada yang harus kita waspadai lagi. Yaitu ia merasa bahagia di dunia padahal itu adalah hukuman baginya dari Allah Ta’ala, karena ia bahagia tidak diatas landasan Agama Islam yang benar.
.
Allah biarkan ia bahagia sementara di dunia, Allah biarkan ia merasa akan selamat dari ancaman Allah di akhirat kelak, Allah tidak peduli kepadanya.
.
Itulah istidraj sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
.
“Bila engkau melihat Allah Ta’ala memberi hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan) dari Allah.”[1]
.
Sering-sering muhasabah antara nikmat dan istidraj
.
Dan sudah sepatutnya kita berilmu, yaitu bagaimana membedakan antara nikmat dan istidraj dengan sering-sering bermuhasabah.
.
Mengenai ayat,
.
“Maka apakah mereka merasa aman dari makar Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dan makar Allah kecuali orang-orang yang merugi.”  [Al-A’raf: 99]
.
Syaikh Muhammad bin Abdul Aziz Al-Qar’awi menjelaskan,
.
“Makar Allah adalah istidraj bagi pelaku maksiat dengan memberikan kenikmatan/kebahagiaan… mereka tidak memuliakan Allah sesuai dengan hak-Nya. Mereka  tidak merasa khawatir [tenang-tenang saja] dengan istidraj [jebakan] kenikmatan-kenikmatan bagi mereka, padahal mereka terus-menerus berada dalam kemaksiatan sehingga turunlah bagi mereka murka Allah dan menimpa mereka azab dari Allah.”[2]
.
Baca selengkapnya Ψ§:

http://muslimafiyah.com/istidraj-kebahagiaan-yang-lebih-semu-lagi.html

Penyusun: Raehanul Bahraen

__
Follow akun (klik):
kontakk.com/@raehanulbahraen
kontakk.com/@raehanulbahraen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar